Home > Hybrid

BYD Bertekad Patahkan Dominasi PHEV Toyota Harrier dan Mitsubishi Outlander dengan Sealion 6 PHEV

BYD akan memasarkan Sealion 6 PHEV di bawah Rp 400 jutaan.

JAKARTA-Produsen kendaraan listrik terbesar di China, BYD, berencana untuk memperkenalkan mobil listrik hibrida plug-in (PHEV) di Jepang mulai Januari 2026.

BYD akan meluncurkan SUV BYD Sealion 6 (dikenal dengan BYD Song Plus di China) sebagai model PHEV pertamanya di pasar, dengan detail lebih lanjut yang akan diumumkan pada Japan Mobility Show di Tokyo Oktober 2025.

BYD akanmemperkenalkan mobil listrik hibrida plug-in (PHEV) di Jepang. (Foto: Carnewschina.com).
BYD akanmemperkenalkan mobil listrik hibrida plug-in (PHEV) di Jepang. (Foto: Carnewschina.com).

Presiden BYD Jepang, Atsuki Tofukuji, sebagaimana dikutip Carnewschina.com, Jumat (19/9/2025), mengatakan bahwa peluncuran PHEV akan membantu mengatasi kekhawatiran mengenai jangkauan yang sering dikaitkan dengan mobil listrik baterai (BEV) yang belum popular di Jepang.

Ia menggambarkan langkah ini sebagai langkah penting dalam memperluas kehadiran BYD di Jepang. PHEV menggabungkan baterai isi ulang dengan mesin pembakaran internal.

PHEV menawarkan pengalaman berkendara layaknya EV pada kecepatan rendah, tetapi mengandalkan mesin untuk jarak yang lebih jauh, sehingga mengurangi kekhawatiran akan jangkauan.

Tidak seperti hibrida konvensional, PHEV dapat diisi dayanya secara eksternal dan dapat berfungsi sebagai daya cadangan saat keadaan darurat atau penggunaan di luar ruangan. Namun, biayanya yang lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan hibrida tradisional telah membatasi adopsi di Jepang.

Persaingan di pasar PHEV Jepang tetap ketat, dengan Toyota dan Mitsubishi memegang pangsa pasar yang signifikan. Model seperti Toyota Harrier dan Mitsubishi Outlander PHEV mendominasi segmen ini.

Meskipun Sealion 6 dianggap kurang kompetitif dalam hal jangkauan berkendara dan efisiensi bahan bakar dibandingkan dengan pesaing domestik, BYD bertujuan untuk memposisikannya pada titik harga yang lebih rendah. PHEV Jepang biasanya berharga lebih dari Rp 400 jutaan. Sementara BYD bermaksud menawarkan modelnya di bawah ambang batas ini.

Secara global, PHEV menyumbang pangsa penjualan BYD yang lebih besar daripada BEV. Pada tahun 2024, BYD menjual 4,27 juta kendaraan, dengan PHEV mencapai 2,48 juta unit (58 persen), dibandingkan dengan 1,76 juta BEV (41 persen).

BYD telah memperkenalkan PHEV di Eropa dan Asia Tenggara, termasuk pasar seperti Thailand, Filipina, dan Singapura.

PHEV mewakili 7,6 persen dari penjualan mobil baru global pada paruh pertama tahun 2025, hampir sama dengan kendaraan hibrida konvensional di angka 7,7 persen.

Di China, PHEV menguasai pangsa pasar sebesar 15,9 persen, melampaui kendaraan hibrida konvensional yang hanya 3 persen. Sebaliknya, Jepang masih sangat condong ke mobil hibrida tradisional, yang menyumbang hampir 30 persen penjualan, dibandingkan dengan PHEV yang hanya 1 persen.

Badan Energi Internasional (IEA) memproyeksikan bahwa pada tahun 2030, PHEV akan mewakili sekitar 9 persen dari pasar kendaraan penumpang Jepang, mendekati EV yang sebesar 10,6 persen. Badan tersebut juga mencatat perbedaan regional dalam kebijakan lingkungan, dengan beberapa pasar mendukung adopsi PHEV melalui subsidi sementara yang lain mengecualikannya.

BYD telah mengindikasikan bahwa beberapa model PHEV akan mengikuti jejak BYD Sealion 6 di Jepang seiring upaya mereka untuk memperluas jajaran PHEV secara global.

× Image