MOBILLISTRIKNEWS.COM, Toyota mengumumkan pekan lalu bahwa mereka telah menandatangani perjanjian bersama dengan perusahaan Jepang lainnya, Sumitomo Metal Mining. Kolaborasi ini untuk memproduksi secara massal material katoda yang dibutuhkan untuk baterai solid-state (SSB).

Tidak seperti teknologi baterai saat ini yang menggerakkan sebagian besar kendaraan listrik, yang menggunakan cairan sebagai elektrolit, teknologi solid-state menggantikan cairan ini dengan material padat, menawarkan potensi ukuran yang lebih kecil, output yang lebih tinggi, kecepatan pengisian daya yang lebih cepat, dan masa pakai yang lebih lama.

"Baterai solid-state telah menjadi target yang jelas bagi para pengembang teknologi baterai selama beberapa dekade, dengan banyak pengembang mengklaim pendekatan ini merupakan solusi terbaik," jelas Brian Barnet, CTO di perusahaan pengisian cepat dan teknologi baterai Nyobolt.

"Jelas bahwa upaya generasi terbaru yang didasarkan pada sejumlah kecil keluarga material keramik telah membuat banyak kemajuan. Kita sekarang melihat demonstrasi pertama baterai yang tampaknya didasarkan pada material ini," tambahnya sebagaimana dikutip Techradar.com, Sabtu (18/10/2025).

Namun, Toyota bukanlah satu-satunya perusahaan yang diakui secara global yang mengklaim akan memproduksi teknologi baterai revolusioner ini sebelum akhir dekade ini.

Akankah Toyota benar-benar menjadi yang pertama?

Raksasa otomotif ini, yang relatif lambat dalam hal propulsi listrik murni dan saat ini hanya menawarkan Bz4X dan varian van Proace-nya di luar Jepang, Toyota, mengklaim bahwa mereka akan menjadi yang pertama memasarkan kendaraan listrik baterai solid-state, dengan rencana untuk memperkenalkan model produksi pada tahun 2027 atau 2028.

Menurut Toyota, mereka telah melakukan penelitian bersama tentang material katoda untuk baterai solid-state murni dengan Sumitomo Metal Mining Company sejak tahun 2021, tetapi keduanya telah membuat terobosan dalam material katoda berkat teknologi sintesis bubuk milik Sumitomo Metal Mining.